BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil.
Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang
teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang
harmonis adalah tugas manusia.
Untuk mewujudkan nya dibutuhkan sosok seorang panutan yang
dapat di andalkan.Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin.Dengan berjiwa
pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan
baik.
Namun bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan
bertanggungjawab serta apa hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta
kekuasaan.
Untuk menjawab pernyataan tersebut dapat ditemukan pada
bagian PEMBAHASAN.
1.2. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan makalah kami ini
adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen MK Manajemen Sumber
Daya Manusia
2. Menjelaskan Defenisi Kepemimpinan
3. Menjelaskan hubungan pemimpin, kepemimpinan dan kekuasaan
4. Menjelaskan tipe-tipe kepemimpinan
5. Menjelaskan masalah – masalah dalam kepemimpinan
6. Menjelaskan bagaimana menjadi Pemimpin yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi
dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
2.2. KEPEMIMPINAN
, PEMIMPIN DAN KEKUASAAN
1. Kepemimpinan.
Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok . Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100)
Adapun
defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
Ø George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Ø G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Ø C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya
Ø
R. C.
Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
2. Pemimpin
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di
lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering
kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.Untuk lebih jelasnya turut kami sajikan defenisi pemimpin dari beberapa ahli.
v
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,
Pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
v
Robert Tanembaum,
Pemimpin adalah
mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
v
Lao Tzu,
Pemimpin yang
baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya
mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
v
Davis and Filley,
Pemimpin adalah
seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan
suatu pekerjaan memimpin.
v
Sedangakn menurut Pancasila,
Pemimpin harus
bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat
dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang
yang dipimpinnya.
v
Ing Madya
Mangun Karsa : Pemimpin
harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang
yang dibimbingnya.
v
Tut Wuri
Handayani : Pemimpin
harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
3. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat –
sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
2.3. TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah
tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum
yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
v
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin
yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
v
Kedewasaan dan
Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi
sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang
berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
v
Motivasi Diri dan
Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya
memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
v
Sikap Hubungan
Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri
dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku
seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan ke arah 2 hal.
a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi
yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan
bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu
Kecendrungan seorang pemimpin yangmemberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian
yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting
dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan
dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok
sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat
tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya
berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan
tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni
pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya.
2.4. TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe kepemimpinan dapat disebut
dengan model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas
dikenal adalah sebagai berikut.
1.
Tipe
Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan
authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.
Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti
dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a).
Keputusan dapat diambil secara cepat
b). Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a).Pemimpin yang otoriter tidak
menghendaki rapat atau musyawarah.
b).Setiap
perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang
telah diberikan.
c).Inisiatif
dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
d).Pengawasan
bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah
yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e).Mereka
melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman,
dipecat,
dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f).Kekuasaan
berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan
untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g).Dominasi yang berlebihan mudah
menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa
Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini
sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya
berbuat sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk
melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh
anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam
membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak
buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan
a. Keputusan berdasarkan keputusan
anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak
memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b.
Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa
petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi
kekacauan dan bentrokan.
c.
Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena
kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh
dari pemimpin.
d.
Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah
anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan
dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
Kelebihan:
a.
Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat
dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa
mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok
dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa
kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada
anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan
mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan
memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi
demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis
hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap
otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin
diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau
pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi
semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk
yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa
tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik
Seorang
pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para
pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,
sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
2.5. MASALAH DALAM KEPEMIMPINAN
Adapun
Masalah dalam Kepemimpinan di Organisasi Saat Ini yang dapat kami sajikan
adalah sebagai berikut.
Ketika perusahaan terlalu fokus pada
bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain, kondisi dalam organisasi
diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih tertarik pada
penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan, hasilnya yaitu
kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus untuk
memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain
mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi
dan sebuah manajemen memiliki agenda.”
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek system kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek system kepemimpinan.
Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup.
1.
Kurangnya
Koordinasi
a.
Koordinasi
dalam Program kerja
Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali
pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja
yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali
menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya
terlaksanya sebuah program.
Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung
jawab tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat
diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab
b.
Koordinasi
antar Pimpinan
Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi
yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah
program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali
terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya.
Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan
program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi
yang baik diantaranya
2.6. BAGAIMANA MENJADI
PEMIMPIN IDEAL
Menurut William Glasser dalam
bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam situasi yang paling ekstrem
sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya
hasil kerjanya tidak memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William
menyebutkan 8 ciri perilaku yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang
baik.
1.
Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan.
Alasan umum seseorang tidak berusaha
keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak tahu persis tujuan mereka
bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi kerja. Oleh
sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi contoh
kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2.
Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan.
Banyak orang mempersepsikan, tugas
seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah bawahannya. Namun, sebenarnya itu
bukan tugas dari atasan. Daripada terus-menerus turun tangan menyelesaikan
masalah orang lain, lebih baik berikan pada bawahan cara dan rambu
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3.
Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan.
Tak hanya kritik, pujian dan
apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan
membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
4.
Berikan ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya kesalahan adalah guru
terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi kesalahan yang dilakukan
bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena ia tidak becus
bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5.
Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur.
Pemimpin yang baik adalah seorang
yang mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada bawahannya. Biarkan bawahan
mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di sisi lain pastikan diri anda
selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.
6.
Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat
Seringkali bawahan anda tahu lebih
banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka
tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor. Dengan demikian,
Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah
tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
7.
Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana.
Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada anda jika anda
tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi
galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap
ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan
memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8.
Tak kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan erat terkait dengan
hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda tulus peduli dengan
mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali lebih dekat
bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas
kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan
orang-orang di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi
dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Pemimpin berarti orang yang melaksanakan kepemimpinan tersebut.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.Gaya Kepemimpinan yang diterapkan tentu berbeda-beda seperti
gaya yang otoriter,demokratis dan lain-lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
3.2.
SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Melalui pembahasan kepemimpinan ini, diharapkan mahasiswa
memahami arti kepemimpinan.
2. Mahasiswa diharapkan memahami tentang arti
kepemimpinan,pemimpin dan kekuasaan
3. Mahasiswa diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana
menjadi seorang pemimpin yang ideal dan yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment