KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini
berjudul “ PERANAN STATISTIK DALAM
MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI” bermaterikan tentang informasi data kinerja
pegawai.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna masih banyak kekurangan baik dalam penyusunan maupun penggunaan
kata-kata. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami harapkan dari
dosen mata kuliah dan teman-teman demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Desember
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sadar atau tidak, sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering menjumpai informasi-informasi statistik baik yang disajikan lewat
media elektronik maupun lewat media cetak. Informasi-informasi tersebut
disajikan dalam bentuk angka-angka, tabel atau
grafis. Informasi seperti laju pertumbuhan penduduk, hasil pooling tentang cara pemilihan presiden, keadaan penduduk
prasejahtera, pengangguran sarjana,persentase dana pembangunan yang
dikorupsi pejabat,peranan
statistik dalam meningkatkan kinerja pegawai dan sebagainya; merupakan beberapa contoh kecil
dari sekian banyak hal lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan
statistik. Dapat dikatakan bahwa statistik memiliki peran penting
dan sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia modern. Oleh sebab
itu pemahaman terhadap statistik menjadi sangat diperlukan.
Dalam era globalisasi saat ini
perkembangan industri dan perekonomian harus diimbangi oleh kinerja pegawai
yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia dalam organisasi adalah
meningkatkan kinerja pegawai. Meningkatkan kinerja dikatakan penting
mengingat melalui peningkatan kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai
telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan
sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan.
Selain itu, hasil kinerja pegawai akan
memberikan informasi penting dalam proses pengembangan pegawai disuatu
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan
tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan statistik ?
1. Apa yang dimaksud dengan statistik ?
2.
Fungsi dan
peranan statistik dalam kinerja.
3.
Metode
Statistik Dalam Pekerjaan..
4. Pengertian
penilaian kinerja.
5. Apa itu
pengukuran kinerja?
6 Kriteria
Manajemen Penilaian Kinerja.
7. Tujuan
dan mamfaat penilaian kinerja.
8. Evaluasi kinerja pegawai.
1.3 Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode
pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB
II
2.1. Apa
yang dimaksud dengan Statistik.
Banyak sekali definisi mengenai statistik yang dapat
ditemukan dalam buku-buku teks statistik. Dari sekian banyak
definisi tersebut, ada beberapa yang dapat dikemukakan di sini.
Menurut Thorne (1980:3), statistik adalah seperangkat
alat yang berkepentingan dengan pengumpulan, pengorganisasian, dan
analisis fakta-fakta numerik. Dengan makna yang hampir
sama, Pasaribu (1981:22) mengemukakan bahwa statistik menyediakan
berbagai alat dan cara untuk mencari kembali keterangan yang seolah-olah
tersembunyi di dalam angka-angka statistik.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan tersebut dapat
disimpulkan bahwa statistik berkaitan dengan cara menangani fakta berupa data
kuantitatif yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengukuran sehingga data
dapat dideskripsikan atau ditarik kesimpulan dan akhirnya memungkinkan orang
lebih mudah memahami fakta yang ada.
2.2. Fungsi dan Peranan Statistik dalam Kinerja.
Statistik
digunakan untuk menunjukkan tubuh pengetahuan ( body of knowledge ) tentang
cara-cara
pengumpulan data, analisis dan penafsiran data.
v Fungsi statistik :
·
Statistik menggambarkan data dalam bentuk
tertentu.
·
Statistik dapat menyederhanakan data yang
kompleks menjadi data yang mudah dimengerti.
·
Statistik merupakan teknik untuk membuat
perbandingan.
·
Statistik dapat memperluas pengalaman individu.
·
Statistik dapat mengukur besaran dari suatu
gejala.
·
Statistik dapat menentukan hubungan sebab
akibat.
v Kegunaan Statistik :
·
Membantu
penelitian dalam menggunakan sampel sehingga penelitian dapat bekerja efisien
dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang ingin diteliti.
·
Pimpinan
menggunakannya untuk pengangkatan pegawai baru, pembelian peralatan baru,
peningkatan kemampuan pegawai, perubahan sistem kepegawaian.
·
Membantu
peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya.
·
Membantu
peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti.
v Peranan
statistik dalam :
·
Menyediakan
prosedur praktis untuk meramal keadaan suatu obyek tertentu di masa mendatang
berdasarkan keadaan di masa lalu dan masa sekarang. Melalui metode regresi dan
metode deret waktu. Pengetahuan ini berguna memperkecil resiko akibat
ketidakpastian yang dihadapi di masa mendatang.
·
Alat untuk
menganalisis data seperti menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian di
sebuah perusahaan.
·
Alat untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum instrumen tersebut
digunakan dalam penelitian.
Tiga
metode yang biasa digunakan dari sekian banyak metode dalam penerapan
pendekatan komparatif adalah sebagai berikut :
2.3 Metode
Statistik Dalam Pekerjaan.
v Metode peringkat :
Menggunakan
metode ini berarti bahwa seorang atau beberapa penilai menentukan peringkat
bagi sejumlah pegawai, mulai dari yang paling berprestasi hingga kepada yang
paling tidak berprestasi. Kelebihan metode ini adalah terlihat klasifikasi para
pegawai yang dinilai ditinjau dari sudut pandangan prestasi kerjanya. Namun ada
juga kelemahan dari metode ini adalah peringkat yang dibuat tidak memberikan
gambaran yang jelas tentang
makna peringkat tersebut. Kelemahan kedua terletak pada
kenyataan bahwa subjektivitas penilai sulit dihindari yang seperti telah
dikemukakan, dapat didasarkan pada perasaan suka dan tidak suka atau karena
perilaku pegawai tertentu positif atau negatif, yang karena baru saja terjadi
masih segar dalam ingatan penilai.
v Distribusi terkendali
:
Yang dimaksud dengan distribusi
terkendali ialah suatu metode penilain melalui para penilai menggolongkan
sejumlah pegawai yang dinilai ke dalam klasifikasi yang berbeda – beda
berdasarkan berbagai faktor kritikal yang berlainan dengan prestasi kerja,
ketaatan, disiplin, pengendalian biaya, dan lain sebagainya. Penggolongan
dinyatakan dalam presentase, namun metode ini juga memiliki kelemahan yang
terletak pada tidak jelasnya perbedaan antara satu golongan dengan golongan
yang lain. Sebaliknya kebaikan metode ini adalah ketersediannya berbagai
klasifikasi sehingga kecenderungan menyamaratakan prestasi kerja.
v Metode alokasi angka:
para penilai memberi
nilai dalam bentuk angka kepada semua pegawai yang dinilai. Pegawai yang
mendapatkan angka tertinggi berarti dipandang sebagai pegawai “terbaik” dan
pegawai yang mendapat angka paling rendah merupakan pegawai yang dinilai paling
tidak mampu bekerja.
2.4 Pengertian Penilaian Kinerja
Bekerja
merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari suatu alam
lingkungan. Perubahan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
mempertahankan hidup, dan memelihara hidup yang pada dasarnya untuk memenuhi
tujuan hidup. Tujuan hidup melalui bekerja meliputi tujuan yang khusus dan
pengelompokan kerja yang menimbulkan rasa berprestasi (sense of an
accomplishment) dalam diri individu pekerja tersebut. Pada dasarnya
kebutuhan hidup manusia tersebut tidak hanya berupa material, tetapi juga
bersifat nonmaterial. Di dalam proses mencapai kebutuhan yang diinginkan, tiap
individu cenderung akan dihadapkan pada hal-hal baru yang mungkin tidak diduga
sebelumnya sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan
memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Dalam proses bekerja itulah, seseorang
dapat dilihat kinerjanya.
Sementara
itu, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja
adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner – Bantam English
Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979),
berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu : (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or
carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat
atau nazar (to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab(to
execute or complete an understanding); dan (4) melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a
person machine).
Beberapa
pengertian berikut ini akan memperkaya wawasan kita tentang kinerja.
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada
tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta ( Stolovitch
and Keeps: 1992 ).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada
pada diri pekerja (Griffin: 1987)
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan ( Mondy and Premeaux: 1993 ).
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya ( Hersey and Blanchard: 1993 ).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang
diberikan ( Casio:1992 ).
6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik ( Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994 ).
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok
ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja
individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan (c) Ciri
Individu ( Robbin 1996 ).
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian
tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan ( Schermerhorn,
Hunt and Osborn: 1991 ).
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi ataumotivation
(M) dan kesempatan atau Opportunity (O), yaitu kinerja = f (A x M x O). Artinya: kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan (Robbins:1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan
kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang
sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan
karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja
ada rintangan yang menjadi penghambat.
Dengan
demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya
dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun)
dimana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done),
pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusaan secara legal, tidak
melanggar hukum, dan tidak bertentangan dengan moral atau etika
Kinerja
dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan
kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan
dan sifat-sifat individu. Kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu
: (1) kemampuan; (2) keinginan; dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar
mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi
untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor
ini kinerja yang baik tidak akan tercapai.
Kinerja
individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah
perasaan individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan
faktor-faktor individu, yakni: (1) kepribadian; (2) status dan senioritas; (3)
kecocokan dengan minat; dan (4) kepuasan individu dalam hidupnya.
Dari
berbagai definisi yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan
untuk pekerjaan itu.
Dari
pandangan tersebut kinerja mempunyai empat aspek, yaitu : (1) kemampuan; (2)
penerimaan tujuan perusahaan; (3) tingkatan tujuan yang dicapai; 4) interaksi
antara tujuan dan kemampuan para karyawan dalam perusahaan, dimana
masing-masing elemen tersebut berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Oleh
karena itu, dalam rangka peningkatan kinerja seorang karyawan, pengetahuan
bidang tugas pekerja yang bersangkutan sangat penting. Dengan demikian
faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan : (1)
kebutuhan yang dibuat pekerja; (2) tujuan yang khusus; (3) kemampuan; (4)
kompleksitas; (5) komitmen; (6) umpan balik; (7) situasi; (8) pembatasan; (9)
perhatian terhadap kegiatan; (10) usaha; (11)
ketekunan; (12) ketaatan; (13) kesediaan untuk berkorban; dan (14)
memiliki standar yang jelas.
Penilaian
kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang
dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah
ditentukan perusahaan. Analisis kinerja perlu dilakukan secara terus-menerus
melalui proses komunikasi antara karyawan dengan pimpinan. Untuk itu, ada tiga
kriteria dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu : (1) tugas karyawan;
(2) perilaku karyawan; dan (3) ciri-ciri karyawan. Suatu perusahaan tidak bisa
hanya sekedar mempunyai sistem penilaian saja, sistem harus efektif, diterima
dan pantas digunakan. Dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu, sistem performance evaluation dapat
mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan pada SDM yang berhubungan dengan
analisis dan penempatan, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, dan
lain-lain. Disamping itu, performance evaluation sangat penting untuk memfokuskan karyawan terhadap
tujuan strategis dan untuk penempatan, untuk penggantian perencanaan dan tujuan
untuk pelatihan dan pengembangan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa evaluasi
kinerja atau performance evaluation merupakan :
Ø Alat
yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja
yang memadai dan melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan standar kinerja.
Ø Satu
cara untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian mengenai kekuatan dan
kelemahan karyawan;
Ø Alat
yang baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat rekomendasi
perbaikan.
2.5
Apa itu
Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan. Rating tersebut
harus mudah digunakan sesuai dengan yang akan diukur, dan mencerminkan hal-hal
yang memang menentukan kinerja Werther dan Davis (1996:346). Pengukuran kinerja
juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja
sebenarnya yang terjadi.
Pengukuran kinerja dapat bersifat
subyektif atau obyektif. Obyektif berarti pengukuran kinerja dapat juga
diterima, diukur oleh pihak lain selain yang melakukan penilaian dan bersifat
kuantitatif. Sedangkan pengukuran yang bersifat subyektif berarti pengukuran
yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar pribadi orang yang melakukan
penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang lain.
Syarat-syarat
Berkualitasnya Penilaian Kinerja
1.
Input
(potensi)
Agar
penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang
dikehendaki oleh perusahaan, maka perlu ditetapkan, disepakati, dan diketahui
faktor-faktor yang akan dinilai/dievaluasi sebelumnya sehingga setiap pegawai
yang ada dalam perusahaan telah mengetahui dengan pasti faktor-faktor apa yang
dinilai.
Mengapa
penilaian kinerja itu harus dilakukan ?
Hal ini
digunakan untuk :
Ø Memelihara
potensi kerja.
Ø Menentukan
kebutuhan pelatihan.
Ø Dasar
untuk pengembangan karir.
Ø Dasar
untuk promosi jabatan.
Waktu
pelaksanaan penilaian kinerja dapat dilakukan secara formal dan informal
Penilaian
kinerja dapat dilakukan pada dua tempat, berikut ini.
Ø Di
tempat kerja (on the job evaluation).
Ø Di luar
tempat kerja (off the job evaluation).
Bagaimana
penilaian dilakukan, yaitu dengan menggunakan metode tradisional atau metode
modern.
Ø Ukuran-ukuran
keberhasilan dalam pekerjaan dapat ditentukan dengan tepat dan lengkap, dan
diuraikan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur secara cermat dan
tepat.
Ø Standar
pekerjaan seharusnya dapat diterima oleh karyawan sebagai standar pekerjaan
yang masuk akal (dapat dicapai dengan upaya tertentu). Selain itu, dalam
menyusun formulir evaluasi serta faktor-faktor yang akan dinilai harus
disesuaikan dengan bidang tugas dan tanggung jawab pegawai.
2. Proses (pelaksanaan)
Dalam
fase pelaksanaan, proses konsultasi dengan sebanyak mungkin individu dan
kelompok harus dilakukan, untuk menjamin seluruh aspek dari sistem penilaian
kinerja dapat dihubungkan secara menyeluruh dari pokok-pokok yang berhubungan
dengan praktik sehingga dapat berjalan dengan baik. Proses tersebut dapat
dilakukan melalui sarana-sarana berikut ini.
Ø Briefing (penjelasan singkat).
Ø Pelatihan.
Ø Output
(hasil).
Unsur - unsur dalam penilaian Kinerja
1.
Pendefinisian misi, penetapan tujuan dan
sasaran perusahaan. Pendefinisian misi bertujuan:
Ø Meyakinkan
adanya satu kesatuan tujuan di dalam perusahaan.
Ø Menyediakan
dasar untuk memotivasi penggunaan sumber daya perusahaan.
Ø Mengembangkan
suatu dasar, atau standar dalam rangka mengalokasikan sumber daya perusahaan.
Ø Mengakomodasi
proses penerapan tujuan dan sasaran ke dalam struktur kerja yang terlibat serta
penugasan pihak-pihak yang bertanggung jawab di dalam perusahaan
Ø Menetapkan
tujuan-tujuan perusahaan secara khusus.
Untuk
dapat merumuskan misi suatu perusahaan dengan tepat dan jelas, dapat
menggunakan acuan utama yaitu :
Ø Visi
perusahaan.
Ø Jenis
perusahaan.
Ø Jenis
usaha.
Penetapan
tujuan dan sasaran perusahaan merupakan hasil pengkajian pernyataan misi yang
berisi suatu kebijakan jangka panjang tertentu yang akan dilakukan dalam upaya
mencapai hasil yang telah ditetapkan. Sasaran sedapat mungkin ditetapkan dengan
menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif maupun kualitatif sehingga pencapaian
sasaran dapat diukur dengan jelas dan mudah.
2. Penetapan rencana strategis dan kebijakan
operasional perusahaan.
Perencanaan
strategis merupakan proses berkesinambungan suatu pengambilan keputusan yang
mengandung risiko. Perencanaan strategis membantu pengambilan keputusan untuk
memilih secara rasional di antara berbagai kemungkinan, sumber daya yang harus
dialokasikan, sejalan dengan tujuan dan sasaran, serta hasil yang diharapkan
dari perusahaan yang bersangkutan.
Perencanaan
strategis mencakup :
Ø Analisis
lingkungan untuk menentukan kendala dan kesempatan yang spesifik;
Ø Penilaian
untuk menentukan kemampuan dan sumber daya utama yang dapat digunakan untuk
mengembangkan strategi yang kompetitif dengan situasi yang ada;
Ø Integrasi
kemampuan dan sumber daya yang khusus dengan kesempatan tertentu dalam lingkungan perusahaan;
Ø Penetapan
tujuan dan sasaran perusahaan.
3.
Penetapan
dan pengembangan indikator-indikator kinerja.
Indikator
kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur. Untuk perusahaan yang
baru pertama kali melakukan pengukuran kinerja dapat mengikuti langkah-langkah
berikut :
Ø Meneliti
tugas pokok dan fungsi perusahaan.
Ø Meneliti
tujuan kebijakan dan program-program yang ada pada perusahaan.
Ø Meneliti
sasaran program, sasaran pelaksanaan tugas dan target-target yang
ditetapkan oleh kantor pusat (bagi
kantor cabang atau kantor wilayah).
Ø Membuat
daftar variabel-variabel masukan dan proses.
4. Pelaporan hasil-hasil secara formal.
Pelaporan
hasil pengukuran kinerja mempunyai dua fungsi yaitu :
Ø Sebagai
pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan, dan sumber
daya yang telah dipercayakan untuk dikelola.
Ø Sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan kinerja di masa yang
akan datang.
5. Penggunaan informasi kinerja.
Informasi
kinerja digunakan sebagai sarana untuk menilai keberhasilan/kegagalan
pencapaian kinerja pada suatu periode tertentu sebagai pertanggungjawaban
penggunaan sumber daya (input) yang telah dikuasakan pada suatu perusahaan tertentu. Selain itu, informasi
kinerja digunakan juga sebagai umpan balik (feedback)sebagai sarana untuk
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.
2.6 Kriteria Manajemen Penilaian Kinerja
Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat
melalui beberapa dimensi, yaitu kegunaan fungsional(functional utility),
keabsahan(validity), empiris (empirical base), sensitivitas (sensitivity), pengembangan sistematis(systematic
development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness).
Ø Kegunaan
fungsional bersifat krusial, karena hasil penilaian kinerja dapat digunakan
untuk melakukan seleksi, kompensasi, dan pengembangan pegawai, maka hasil
penilaian kinerja harus valid, adil, dan berguna sehingga dapat diterima oleh
pengambil keputusan.
Ø Valid
atau mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur dari penilaian kinerja
tersebut.
Ø Bersifat
empiris, bukan berdasarkan perasaan semata.
Ø Sensitivitas
kriteria itu menunjukkan hasil yang relevan saja yaitu kinerja bukan hal-hal
lainnya yang tidak berhubungan dengan kinerja.
Dimensi-dimensi
ini digunakan dalam penentuan jenis-jenis kriteria penilaian kinerja. Adapun
kriteria-kriteria tersebut adalahpeople-based criteria, product-based criteria,
behaviour-based criteria.
Ø People-based criteria dibuat
berdasarkan dimensi kegunaan fungsional sehingga banyak digunakan untuk selection dan penentuan kompensasi. Kriteria ini dibuat berdasarkan
penilaian terhadap kemampuan pribadi, seperti pengalaman, kemampuan
intelektual, dan keterampilan.
Ø Product-based criteriabiasanya dianggap lebih baik daripada people -based criteria. Kriteria ini didasarkan atas tujuan atau jenis output yang ingin
dicapai.
Ø Behaviour-based criteriamempunyai banyak aspek, bisa dari segi
hukum, etika, normatif, atau teknis. Kriteria ini dibuat berdasarkan
perilaku-perilaku yang diharapkan sesuai dengan aspek-aspek tersebut.
Jadi dengan penilaian prestasi kerja
dapatlah diketahui prestasi kerja seorang pegawai di mana terdapat kelebihan
maupun kekurangan yang dimilikinya. Bagi mereka yang memiliki prestasi keja
yang tinggi, memungkinkan dirinya untuk diberikan promosi. Sebaliknya, pegawai
yang prestasinnya rendah prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan memindahkan
ke jabatan yang sesuai dengan kecakapannya ataupun melalui pendidikan dan latihan
dalam rangka pengembangan,secara umum penilaian kinerja pegawai berdampak
positif bagi banyak pihak.
2.7 Tujuan dan Manfaat Penilaian
Kinerja
Penilaian
kinerja menurut Werther dan Davis (1996:342) mempunyai beberapa tujuan dan
manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:
Ø Performance
Improvement :
Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang
berhubungan dengan peningkatan kinerja.
Ø Compensation
adjustment :
Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak
menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
Ø Placement
decision :
Menentukan promosi, transfer, dan demotion.
Ø Training and development needs mengevaluasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih
optimal.
Ø Carrer
planning and development :
Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.
Ø Staffing
process deficiencies :
Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
Ø Informational
inaccuracies and job-design errors :
Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen
sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi
manajemen sumber daya manusia.
Ø Equal
employment opportunity :
Menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif.
Ø External
challenges :
Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini
tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja,
faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber
daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.
Ø Feedback : Memberikan
umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
Ø Sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,
pemberhentian, dan
penetapan besarnya balas jasa.
Ø Untuk
mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana pegawai bisa sukses dalam pekerjaan.
Ø Sebagai
dasar untuk mengevaluasi efektiitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.
Ø Sebagai
kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan pegawai.
Ø Sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,
pemberhentian, dan
penetapan besarnya balas jasa.
Ø Untuk
mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana pegawai bisa sukses dalam pekerjaan.
Ø Sebagai
dasar untuk mengevaluasi efektiitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.
Ø Sebagai
kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan pegawai.
Jadi dengan penilaian prestasi kerja dapatlah diketahui
prestasi kerja seorang pegawai di mana terdapat kelebihan maupun kekurangan
yang dimilikinya. Bagi mereka yang memiliki prestasi keja yang tinggi,
memungkinkan dirinya untuk diberikan promosi. Sebaliknya, pegawai yang
prestasinnya rendah prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan memindahkan ke
jabatan yang sesuai dengan kecakapannya ataupun melalui pendidikan dan latihan
dalam rangka pengembangan,secara umum penilaian kinerja pegawai berdampak
positif bagi banyak pihak.
2.8
Evaluasi Kinerja pegawai.
Evaluasi kinerja
juga memerlukan ukuran/standar kinerja yang dapat diandalkan yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja. Agar terjadi penilaian yang kritis dalam menentukan
kinerja, ukuran yang handal juga hendaknya dapat dibandingkan dengan cara lain
dengan standar yang sama untuk mencapai kesimpulan sama tentang kinerja sehingga
dapat menambah kriteria sistem penilaian.
Aspek-aspek
yang dinilai dalam evaluasi kinerja adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan Teknis.
Yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan
peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman serta
pelatihan yang diperoleh.
2. Kemampuan Konseptual.
Yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai.
Yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai.
3. Kemampuan Hubungan Interpersonal
Yaitu antara lain untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi pegawai / rekan, melakukan negosiasi dan lain-lain.
Yaitu antara lain untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi pegawai / rekan, melakukan negosiasi dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kinerja adalah suatu
tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu,
merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996).
Penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar akan bermanfaat bagi pegawai,manager departeman sumber daya manusia dan akhirnya bagi perusahaan itu sendiri. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.
Penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar akan bermanfaat bagi pegawai,manager departeman sumber daya manusia dan akhirnya bagi perusahaan itu sendiri. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.
Penilaian perilaku meliputi penilaian
kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan
partisipasi pegawai. Menilai perilaku ini sulit karena tidak ada standar
fisiknya, sedangkan untuk penilaian hasil kerja relatif lebih mudah karena ada
standar fisik yang dapat dipakai sebagai tolak ukurnya, seperti meter, liter,
dan kilogram.
3.2. SARAN
3.2. SARAN
Karena keterbatasan
dan pengetahuan saya hanya bisa menyarankan untuk tetap melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap kinerja pegawai dengan menggunakan data statistik sehingga
semua data pegawai dapat terkontrol dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
v Hasibuan,
Melayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,2000.
v Rival, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dari Teori
ke Praktik.
v Ika UT,2009. “Makalah
Evaluasi Kinerja 1” Ikatan Alumni Universitas Terbuka Jakarta. http://ika-utjakarta.blogspot.com/2009/11/makalah-evaluasi-kinerja-1.html (diakses
30 September 2013).
v Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian.
Bandung. PT. Refika Aditama.
0 comments:
Post a Comment